Montag, 28. Dezember 2015

Sebuah renungan



Astaghfirullaah.. Astaghfirullaah.. Astaghfirullaah wa atuubuilaih..
Fenomena zuhud dalam sunnah,
berluas-luasan dalam perkara mubah,
juga menyepelekan perkara yang diharamkan.. 
 Jleeb.

Dienstag, 8. September 2015

19 minggu kehamilan

Alhamdulillaah...
Hampir separuh waktu kehamilan sudah berlalu. Setelah di 3 bulan pertama full diisi dengan morning sickness (yg Subhaanallaah datangnya hampir di setiap waktu), pusing, hilang nafsu makan, gak tahan dengan bau nasi, ayam, dan masakan2 berbau tajam lainnya, akhirnya berhasil saya (dan calon baby) lewati dengan baik.

Hari ini saya dan suami diketemukan lagi dgn calon baby yg usianya 19 minggu. Maha Baik Allah Jalla Jalaluhu..
Bayi kami sehat, sangat sangaat aktif (dokternya bilang mesti "kejer2an" supaya bisa mengukur kepala, perut, tulang punggung, organ dalam, kaki dan jenis kelaminnya). Setelah lebih dari setengah jam dokternya sibuk dengan segala macam ukur-mengukur, akhirnya dokter beralih ke jenis kelamin, daaannn saya juga suami yg orang awam pun bisa sangat jelas melihat hasil usg 2D nya. Insyaa Allah bayi kami laki-laki (lagi), hihii..

Dari awal kami memang gak mengharapkan jenis kelamin tertentu untuk anak kedua kami. Kali ini 100% terserah takdir Allah Swt. Agak berbeda dengan anak pertama kami, penuh ikhtiar dan doa agar mendapatkan anak pertama laki-laki. Alhamdulillaah Allah kabulkan. Kalau suami mungkin wajar maunya anak laki-laki (setau saya kebanyakan suami memang mengharapkan anak laki-laki), tapi saya sendiri memang ada ketakutan kecil di hati jika ternyata dikaruniai Allah anak perempuan. Astaghfirullaah, semoga Allah ampuni. Entah kenapa, padahal ilmu-Nya udah nyampe ke saya, tentang betapa berkahnya mendidik anak perempuan hingga dewasa dan shalihah, menjadi pemisah orangtuanya dari siksa neraka. Saya bukannya gak berharap punya anak perempuan -malah sebenarnya kami udah ketemu nama untuk anak perempuan-, karena tetap aja kalo besar nanti anak perempuan yg bakal "sweet" dengan orangtuanya, kan? Hihii.. Saya cuma takut dikiitt, kalau2 nanti "gagal" mendidik anak perempuan jadi wanita shalihah. Tapi saya yakin kok, Allah Azza wa Jalla adalah sebaik-baik pelindung dan pemberi Hidayah.

Juga mungkin karena saya merasa kelak anak2 saya akan hidup di penghujung zaman, yg semakin banyak kerusakan dan fitnah yg menyambar di setiap detik nafas mereka, dan wanita ditakdirkan Allah sbg fitnah pertama yg menimpa kaum Bani Israil.

Kembali ke calon anak kedua kami. Fatih, si kakak, sekarang udah mulai ngerti setiap dibilangin kalo di perut mamanya ada baby. Minimal sehari sekali dia ngelus2 perut saya kemudian dicium. Setiap ditanya Fatih mau ein Bruder (adik laki-laki) atau eine Schwester (adik perempuan), jawabnya selalu ein Bruder. Entah gimana caranya dia bisa bedain Bruder sama Schwester (feeling saya sih dia asal milih aja, hahaa). Mudah2an nanti pas si adik udah lahir, Fatih bisa sayang bgt kyk sekarang yah nak. Gak perlu jealous, jangan iseng, belajar mengalah dan bisa bantuin mama ngejagain adik ya (berharap Fatih udah bisa baca, hahaa).
Semoga Allah takdirkan saya dan suami saya jadi orangtua terbaik bagi anak2 kami.. Aamiin Allaahumma aamiin..

-Masih di Berlin, bumi Allah, di awal musim gugur yg menyejukkan-

Donnerstag, 13. August 2015

My dear little boy :)

Namanya Muhammad Davian Alfatih. Muhammad sebagai sebaik2 manusia dan suri tauladan di bumi Allah, Davian yg berarti tersayang sekaligus inisial dari nama kedua orangtuanya, dan Alfatih sang Panglima perang terbaik kaum Muslimin yg sholeh, tangguh lagi cerdas.

Kami biasa menyebutnya Fatih. Si anak bujang yg sebentar lagi berusia 3 tahun. Rabbi hablii minash sholihiin.. Doa ini yg selalu kuucap sejak Fatih dalam kandungan sampai sekarang. Biasanya setiap dengar doa ini, Fatih juga selalu ikutan (walaupun baru bisa yg terakhir, ..sholihiin :)) dan mengaminkan.
Yaa, mama nya ini hanya ingin Fatih jadi anak yg sholeh, yg berilmu sebelum beramal, yg senantiasa istiqomah dalam kebenaran dan kesabaran. Insyaa Allah.

Maha Baik Allah Jalla Jallaluhu..
Semoga mama dan babah selalu bisa menjadi contoh yg baik bagimu, nak.. Kami sungguh bukan orangtua terbaik, terutama mama mu ini, yg tak jarang sulit bersabar kepadamu, yg tak jarang sering merasa lelah bermain dan mengajarimu.
Kami sungguh bukan orangtua tershalih, terutama mama mu ini, yg ibadahnya masih naik turun, yg akhlaknya tak jarang masih menyakiti orang lain..

Tapi sungguh, harapan kami begitu besar terhadapmu, nak..
Bukan semata harapan agar kau jadi orang terhebat di dunia, namun harapan agar kelak kau bermanfaat bagi Ummat ini, bagi Agama ini, menjadi sebaik2 hamba Allah Azza wa Jalla diatas Sunnah Rasullullaah Salallahu'alaihi wasallaam..
Aamiin Allaahumma aamiin..

-Berlin, bumi Allah, di tengah musim panas yg tetap Allah selipkan hujan sebagai berkah di sela2nya-

Sonntag, 28. Juni 2015

A smile that made my day! :)

Iya. Kemarin jadi hari super indah karena satu senyum tulus dari Beliau yg begitu kuhormati :)


Yaa muqallibal qulub, thabbit qalbi 'ala dhinik. Wahai Tuhan yg Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini di atas agama-Mu.

Yaa muqallibal qulub, thabbit qalbi 'ala'l haqq. Wahai Tuhan yg Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini di atas kebenaran-Mu.

Yaa muqallibal qulub, thabbit qalbi 'ala ta'atik. Wahai Tuhan yg Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini dengan taat kepada-Mu.

Montag, 22. Juni 2015

Selalu ada hikmah, in syaa Allah :')


Kumulai dengan nama Allah, begitu juga ingin kuakhiri hari ini dengan nama-Nya.. Walaupun hari ini masih dipenuhi ratapan dan tangisan karena perpisahan dengan seorang yg kucintai dengan hati, tapi sejuknya pagi, hujan yg sepanjang hari membasahi kota ini (Allaahumma shoyyiban naa'fian) dan kalimat terakhir darinya yg menenangkan hati, membuat hari ini jadi amat indah.. Yaa Rabbana, walakal hamdu, walaka syukru..

Kumulai dengan nama Allah, begitu juga ingin kuakhiri hari ini dengan nama-Nya..
Selalu ada hikmah dalam setiap kejadian. Dan saat ini aku memilih mencari hikmah itu dalam sujudku, dalam doaku, tidak lagi dengan meratap, menangis, dan segala kesia-siaannya..

Kumulai dengan nama Allah, begitu juga ingin kuakhiri hari ini dengan nama-Nya..
Insyaa Allah kita bertemu lagi di dunia-Nya, dalam tiap doa yg terpanjat, dan kelak di Jannah-Nya.. Aamiin..
Love u, NAS & fam ❤️

-Berlin, bumi Allah, yg masih diguyur hujan seharian-

Freitag, 12. Juni 2015

Alhamdulillaah..

Hari ini akhirnya datang juga.
Hari dimana Allah pertemukan kami dengan calon anak kedua kami..
Usianya baru 7 minggu, namun denyut jantung nya sudah cukup kuat untuk membuat denyut jantung kami berdua berdegup kencang. Maha Baik Allah Azza wa Jalla yang memberikan kami karunia-Nya lagi di waktu yang menurut kami tepat dan pasti terbaik menurut-Nya.

Terharu. Bahagia. Dan hanya syukur yang sedari tadi tak berhenti terucap di hati dan bibir ini. Alhamdulillaah, Subhaanallaahi wabihamdih, Subhaanallaahil'adzim..

Yaa Rabb, hamba titipkan calon bayi ini pada-Mu, pada Engkau Sebaik-baik Pelindung.

-Berlin, bumi Allah, di hari Jumat yang cerah dan penuh berkah-

Dienstag, 26. Mai 2015

Bertemu dan berpisah karena Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah, pada saat tidak ada naungan selain naungan Allah…” dan beliau menyebut salah satunya adalah: “…dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka bertemu dan berpisah hanya karena Allah.” (HR. Al Bukhari no. 620 dan Muslim no.1712).

"Bertemu dan berpisah karena Allah.. ". Penggalan hadits ini lumayan jadi renungan hebat bagiku usai sholat ashar tadi.. Betapa diri ini masih amat jauh dari bisa ikhlas atas takdir-Nya, masih sangat sulit untuk bersabar dan berbaik sangka atas putusan-Nya.. Terutama saat akan dipertemukan kembali dengan perpisahan..
Berpisah dengan orang2 yang terlanjur kucintai dengan hati, yang keberadaannya membuatku utuh, utuh sebagai muslim yang mencintai saudaranya, sebagai kakak yang mencintai adiknya maupun sebaliknya..

Aku hanya tidak pernah bisa siap untuk ditinggalkan, mengambil hikmah dari perpisahan, menyimpan semua kenangan lantas mendoakan mereka dalam diam.. Aku sering kali masih saja menangis, meratap, walau aku tau dengan jelas sikapku hanya akan menambah beban mereka.. Mereka yang tentu ingin pergi dengan perasaan lega, nyaman dan tidak khawatir dengan orang2 yg ditinggalkannya.. Aku tau itu.. Tapi sungguh, hatiku terlalu rapuh untuk tidak lagi menangis :')

Moga Allah ampuni...
-Berlin, bumi Allah-

Dienstag, 19. Mai 2015

Goodbye Soc-med!!

Masih dalam ikhtiar pencapaian khusyu' beramal shalih..
Selain akhlakul karimah, senantiasa beristighfar dan bertaubat sungguh2 adalah target lain yg sedang kukejar..

Kajian ba'da subuh kali ini menyadarkan hati yang bebal ini untuk terus memperbaiki niat dan ibadah.. salah satunya dengan berhenti total ber-media-sosial.. Yap, bagi seorang devy yg banyak sekali menyia2kan waktunya dengan media sosial, hal yg satu ini susyaaahnya kebangetann..

Astaghfirullaah wa atuubuilaiih (aku mohon ampun pada Allah dan bertaubat kepada-Nya).

Huhuu moga Allah ampuni diri yg baru tersadar inii :'(

Bismillaah.. goodbye FB, Twitter, IG, Path!!

Montag, 18. Mai 2015

Setumpuk rindu yg tak lagi bisa terucap

Sejak semalam, ya semalam..
Teringat seorang teman, yg namanya tetap terselip dalam tiap doaku, dalam tiap sujudku, namun rindu ini tak lagi bisa terucap, dan harus bisa kubendung..

Teringat banyak kenangan, yg bahkan aku tak yakin dia ingat, ataupun mau peduli..
Setiap kenangan, hal2 kecil tentang pertemanan kita yg setiap detiknya terlintas di pikiranku..

Sungguh, aku hanya ingin dia tau.. ada setumpuk rindu disini yg tak lagi bisa terucap :')

Dia seorang teman, yg kucintai dan kubenci atas cintaku pada Allah SWT..

Freitag, 15. Mai 2015

Taukah Kau, wahai hati...

Taukah Kau, wahai hati...
Kau begitu rapuh, terlalu lemah, sering terperdaya juga mudah sekali di bolak-balik...

Taukah Kau, wahai hati...
Kau bagian terpenting dari tiap amalan manusia, perbuatan baik dinilai dari niatmu baik atau sebaliknya, semua sia2 jika hanya pujian manusia yang Kau kejar...

Taukah Kau, wahai hati...
Kau yang menyatukan umat manusia di muka bumi, sekaligus mampu menimbulkan perang, perselisihan juga kebencian di antara mereka...

Taukah Kau, wahai hati...
Kau yang diamanati menanamkan rasa cinta di antara anak Nabiyallah Adam AS, Kau yang dijadikan saksi apakah cinta mereka lebih besar pada Rabbnya ataukah pada ciptaan-Nya..

Duhai hati seorang devy yang lemah...
Jadilah sebaik2 saksi baginya kelak di akhir zaman, yang memberatkan amal baiknya, mengurangi timbangan dosanya, serta penarik orangtua, saudara dan sahabat2nya untuk bersama di Jannah-Nya. Aamiin Allaahumma aamiin..

Berlin, bumi Allah

Mittwoch, 6. Mai 2015

Hijrah, menjadi lebih baik itu harus!

Aku bukan lagi pendengar musik, pemain gitar dan piano, bukan lagi pecinta syair dan sajak2 cinta...
Aku tidak lagi senang bersenandung, menggambar makhluk, memajang foto dan menikmati pesta dan tarian2...

Ahh masa jahilku.. Masa penuh ketidaktahuanku, kesombonganku serta ketidakinginanku mendekati orang2 shalihin..

Ahh masa jahilku.. Moga Allah ampuni dan ganti dengan masa dimana aku menjadi sebaik2 manusia yang bermanfaat bagi manusia lain, sebaik2 makhluk-Nya yang mengejar cinta dan Ridho-Nya semata...

-devy, seorang hamba yang akhirnya paham makna menghamba-


Montag, 4. Mai 2015

Teruntuk saudariku berhati lembut di seberang sana

Seorang teman yang cepat sekali kuanggap sebagai sahabat, saudara sekaligus adik perempuan. Yang santunnya menyontohkan akhlak yang baik, yang takwanya mengingatkan pada akhirat.
Semoga Allah segera pertemukan dengan jodoh yang baik nan shalih, merahmatimu dengan nikmat sehat dan berkah pada tiap langkah kehidupanmu.

"Mukmin itu Ma'lafah: mudah berikatan hati. Dan tiada kebaikan pada orang yang tak cepat mengakrabkan diri lagi sukar diakrabi (HR. Ahmad)."